Pengolahan Singkong
GAPLEK
Gaplek
dapat dikatakan adalah singkong dalam bentuk potongan kecil yang telah
kering sehingga masih dapat diproses menjadi berbagai produk turunan
Singkong. Metode produksinya sangat sederhana. Singkong segar hanya
dikupas, dicuci, di cacah dengan panjang kurang dari 5cm agar mudah
disimpan di Silo ( tempat penyimpanan ) dan dikeringkan atau dijemur.
Proses ini mengurangi bobot sebanyak kurang lebih sebesar 20 % – 30 %.
Diproses
secara intensif di negara Thailand, Malaysia dan Afrika , Gaplek atau
dried cassava chips adalah komoditi yang terkenal di dunia sebagai pakan
ternak dengan kadar karbohidrat tinggi.
PELLET
Pellet dibuat dari umbi kering yang digiling dan dibentuk menjadi bentuk silinder dengan panjang sekitar 2 – 3 cm dan diameter sekitar 4 – 8 mm. biasanya sekitar 2 – 3 % dari berat umbi kering hilang selama proses ini, namun pellet mempunyai kelebihan dibanding Gaplek yaitu :
- Kualitas lebih seragam
- Menyita tempat lebih sedikit dibanding Gaplek sehingga mengurangi biaya transport dan penyimpanan.
- Biasanya sampai di tempat tujuan pengiriman dalam bentuk utuh sementara sebagian dari Gaplek akan cenderung lembab dan rusak karena panas.
TEPUNG PATI SINGKONG
Pati
adalah salah satu substansi penting di dunia yang dapat diperbaharui
dan merupakan sumber daya yang tidak terbatas. Pati dihasilkan dari biji
– bijian atau umbi akar. Sebagian besar dari Pati digunakan sebagai
bahan pangan namun dengan berbagai proses fisika, kimia dan biologi
dapat dikonversi menjadi beragam produk lain. Saat ini Pati digunakan
sebagai bahan pangan, kertas, tekstil, perekat, minuman, farmasi dan
bahan bangunan.
Singkong memiliki banyak karakteristik unggul sebagai bahan dasar Pati, antara lain : - Tingkat kemurnian yang tinggi
- Karakter Pengental yang sangat baik
- Rasa yang Netral
- Tekstur
- Merupakan bahan mentah yang murah sekaligus mengandung kadar Pati yang tinggi
- Mudah diekstrak dengan proses yang mudah dibandingkan dengan sumber pati yang lain sehingga layak untuk diproduksi dengan skala kecil dan kapital yang terbatas
- Lebih diminati oleh industri perekat karena membuat perekat lebih cair, halus dan stabil
- Pasta yang Lebih jernih
Pati
murni diproduksi melalui proses pemisahan secara alamiah tanpa
penambahan zat ataupun kimiawi lain. Pati murni dapat digunakan secara
langsung dalam memproduksi beberapa jenis makanan seperti Mi.
Pati yang telah dimodifikasi ( Modified Starch )
Agar
dapat digunakan untuk kebutuhan industri Pati Murni tadi diproses
kembali mulai dari merubah pola granula sampai merubah bentuk dan
komposisi dari amilase dan molekul amilopectin, merubah temperatur
pasta, rasio kekentalan, ketahanan terhadap asam, panas dan atau agitasi
mekanik hingga sifat ion. Modifikasi tersebut bertujuan untuk memenuhi
standar tertentu agar sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan
industri.
PRODUKSI TEPUNG PATI SINGKONGPada industri tepung tapioka, teknologi yang digunakan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
- tradisional yaitu industri pengolahan tapioka yang masih mengandalkan sinar matahari dan produksinya sangat tergantung pada musim,
- semi modern yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin pengering (oven) dalam melakukan proses pengeringan
- full otomate yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin dari proses awal sampai produk jadi. Industri tapioka yang menggunakan peralatan full otomate ini memiliki efisiensi tinggi, karena proses produksi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, waktu lebih pendek dan menghasilkan tapioka berkualitas.
Pengupasan
dilakukan
dengan cara manual yang bertujuan untuk memisahkan daging singkong dari
kulitnya. Selama pengupasan, sortasi juga dilakukan untuk memilih
singkong berkualitas tinggi dari singkong lainnya. Singkong yang
kualitasnya rendah tidak diproses menjadi dan dijadikan pakan ternak.
Pencucian
dilakukan
dengan cara manual yaitu dengan meremas-remas singkong di dalam bak
yang berisi air, yang bertujuan memisahkan kotoran pada singkong.
Pemarutan Pemarutan bertujuan untuk memecah singkong agar lebih mudah diproses lebih lanjut
Pemerasan/Ekstraksi
- Pemerasan bubur singkong yang dilakukan dengan cara manual menggunakan kain saring, kemudian diremas dengan menambahkan air di mana cairan yang diperoleh adalah pati yang ditampung di dalam ember.
- Pemerasan bubur singkong dengan saringan goyang (sintrik). Bubur singkong diletakkan di atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat saringan tersebut bergoyang, kemudian ditambahkan air melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung dalam bak pengendapan.
Proses pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa teknik :
a. Penjemuran
Setelah
endapan dikumpulkan, pati lalu dijemur di atas lembaran plastik atau
tampah dari bambu untuk dijemur selama lebih kurang 48 jam hingga
didapatkan MC ( moisture content ) = 14 %
Teknik
ini membutuhkan luasan lahan untuk menjemur yang sangat luas karena
menggunakan sinar matahari untuk mengeringkan Pati. Pada musim hujan
penjemuran tidak mungkin dilakukan kecuali dibuat semacam ‘green house’
yang didayagunakan sebagai ‘oven’
b. Pengeringan Hibrida
Pengeringan
dilakukan dengan cara menjemur selama 1 hari lalu ditambah alat bantu
misalnya oven atupun dengan cara mengalirkan udara panas ke area
pengeringan indoor
c. Pengeringan Mekanis
Pengeringan dengan 100 % menggunakan mesin yang digerakkan oleh generator atau listrik
Dalam
hal ini proses ekstrak pati singkong jauh lebih sederhana karena hanya
sedikit sekali substansi sekunder seperti misalnya protein, pada
singkong ditambah lagi hasil terbaik dalam ekstraksi Pati Singkong dapat
dihasilkan hanya dengan tambahan air, hal ini membuat pengolahan
singkong sebagai Pati dan Tepung sangat sesuai untuk negara berkembang
dan industri rural
PROSES PENGOLAHAN SIRUP GLUKOSA
Teknologi
pengolahan singkong menjadi gula cair dalam skala pedesaan telah
tersedia. Teknologi ini bahkan dapat dioperasikan oleh kelompok tani
dengan mudah. Bahan baku untuk pengolahan gula cair tersebut berasal
dari tepung tapioka kering, bahkan dapat diolah dari pati yang basah
sekalipun, setelah melalui proses enzimatis. Bioreaktor sederhana
skala 100 liter mampu mengkonversi 40 kg pati basah (kadar air 40%)
menjadi 21-25 kg gula cair dalam 3 hari proses. Semakin besar kapasitas
peralatan, semakin ekonomis biaya produksinya.
Proses produksi Sirup Glukosa dapat dibagi menjadi beberapa bagian- Likuifikasi
- Sakarifikasi
- Purifikasi ( Pemurnian )
Pati
murni mengandung granula mikro yang mengandung struktur internal yang
kompleks.Pada suhu kamar, granula tadi dapat larut dalam air. Namun jika
dipanaskan hingga suhu 60 derajat celcius granula akan lumer dan
RUPTURE ?. menghasilkan kenaikan viskositas ( kekentalan ) .
Pada
kondisi yang disebut dengan gelatin ini Pati dapat diperoses oleh enzim
amilase, pada prakteknya Pati Singkong melalui kedua proses ini dengan
sangat cepat dengan menggunakan jenis amilase yang stabil dalam suhu
tinggi. Proses ini disebut dengan Likuifikasi yang menghasilkan DEXTRIN
yang akan diproses lebih lanjut.
PENGOLAHAN ETHANOL
Ethanol
diperoleh dari hasil fermentasi gula, selulosa atau hasil konversi
pati. Diluar kegunaannya sebagai bahan pangan dan farmasi ethanol telah
menjadi alternatif bagi pengembangan BioFuel di berbagai negara
berkembang, antara lain karena :
- Tidak beracun
- Tidak menyebabkan polusi udara atau kerusakan lingkungan )*
- Tidak menghasilkan GHG ( Green House gas ) seperti karbon )*
- Mempunyai nilai oktan yang lebih tinggi daripada minyak fosil
- Bahan mentah yang baik untuk kimia sintetis
- Ethanol mengurangi ketergantungan negara akan minyak bumi dan sebagai pendapatan non-migas
)* NOTE : Deforestisasi akibat
pembukaan lahan besar – besaran untuk menanam tanaman penghasil ethanol
akan mengurangi penyerapan karbon, dan proses konversi yang tidak
optimal seperti pada produksi skala rumahan akan menghasilkan Karbon
dalam jumlah besar sehingga dapat dikatakan bahwa BioFuel BUKAN sebuah
solusi bagi Global Warming & Global Climate Change.
LIMBAH
Pengolahan
Singkong menjadi Pati ataupun produk turunannya dipastikan akan
menghasilkan sisa produksi berupa limbah padat dan cair. Limbah berupa
onggok ini masih dapat dimanfaatkan karena masih mengandung beberapa
unsur nutrisi yang dibutuhkan tanaman dan ternak.
- Limbah padat seperti kulit singkong dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk, sedangkan onggok (ampas) dapat digunakan sebagai sebagai bahan baku pada industri pembuatan saus, campuran kerupuk, obat nyamuk bakar dan pakan ternak.
- Limbah cair dapat dimanfaatkan untuk pengairan sawah dan ladang, selain itu limbah cair pengolahan tapioka dapat diolah menjadi minuman nata de cassava.
- Daun singkong dapat juga digunakanan untuk fortifikasi limbah untuk pakan ternak karena daun singkong mengandung nilai protein yang cukup tinggi
ANALISIS SWOT
STRENGH
Tanaman
singkong merupakan tanaman yang dapat dikatakan tidakmemerlukan
perawatan khusus seperti halnya tanaman holtikultura lain seperti
sayuran. Singkong juga tidak membutuhkan lahan khusus atau lahan yang
spesifik bahkan singkong masih dapat tumbuh bahkandi daerah marginal
walaupun dengan kompensasi produksi yang kurang maksimal
Kemudahan
penanaman tadi juga didukung oleh kemudahan dalammemperoleh bibit,
fleksibilitas dalam hal perawatan, pemupukan dan jenis lahan. Tenaga
kerja yang dibutuhkan juga hanya sebatas tenaga borongan, dalam artian
tenaga kerja hanya dibutuhkan pada saat – saat tertentu seperti pada
masa pengairan, pemupukan, penanaman dan panen. Hal ini tentu akan
sangat menghemat biaya operasional
Bibit
singkong jenis unggul saat ini sangat mudah didapatkan. Untuk jenis
singkong sambung dapat dibeli di daerah lampung dan garut sedangkan
untuk jenis darul hidayah dapat dibeli di daerah sukabumi.
Return
on Investment ( ROI ) untuk usaha budidaya singkong juga sangat tinggi.
Statistik mencatat secara rata – rata ROI ada diatas angka 100 %,
dengan mempertimbangkan suku bunga kredit sebesar 20 % per tahun maka
kemungkinan untuk menggunakan kredit perbankan pun terbuka lebar.
WEAKNESS
Seperti
yang telah diketahui, usaha agro kultur adalah usaha dimana return
tidak dapat didapatkan dalam hitungan hari. Angka 1 tahun sebelum
menikmati return adalah waktu yang sangat wajar terjadi di bidang agro
kultur, namun angka ROI yang besar seharusnya dapat menutupi kelemahan
dalam hal masa investasi.
Singkong
juga merupakan tanaman yang lama – kelamaan akan mengikis unsur hara
pada lahan yang digunakan. Hal ini disebabkan karena ikut terangkatnya
hara tanah pada saat panen. Solusi untuk hal ini telah melalui
penelitian berbagai institusi terkemuka dan didapatkan kesimpulan bahwa
pengembalian tanah yang turut terangkat bersama umbi adalah salah satu
cara mempertahankan kekayaaan tanah disamping tentu perlunya teknik dan
program pemupukan dalam kerangka jangka panjang. Sistem pertanian
organik walaupun lebih memakan biaya, namun menurut penelitian mampu
menjaga unsur nutrisi tanah sehingga tanah tetap dalam kondisi subur
dalam jangka panjang.
Singkong segar merupakan
barang yang mudah rusak sehingga dibutuhkan pengolahan awal seperti
pemotongan (chip) dan pengeringan sebelum pengiriman ke pasar (kecuali
untuk kebutuhan pasar tradisional ).
OPPORTUNITY
Kebutuhan
pasar singkong yang selama ini didominasi oleh pabrikan tapioka
sehingga menurunkan bargaining power petani singkong sudah berakhir
dengan meluncurnya trend pengolahan biofuel berbahan dasar singkong
yaitu ethanol. Perebutan bahan baku telah memicu kenaikan harga bahan
baku di pasar singkong yang ditandai dengan kolapsnya beberapa pabrik
pengolahan tapioka yang masih mempertahankan sistem purchasing gaya lama
( mempermainkan harga di tingkat petani) karena tidak mendapatkan
suplai bahan baku. Kenaikan harga hingga 50 % dan minimnya pasokan
singkong telah membuat komoditas ini mengalami apresiasi dan kestabilan
harga.
THREAT
Ancaman
terbesar terhadap usaha budidaya dan agroindustri singkong terletak
pada permainan harga di tingkat petani. Petani yang kurang mempunyai
akses kepada informasi terkini tentang kondisi pasar tentu akan sangat
mudah diprovokasi oleh tengkulak dan pengusaha.
Ancaman
hama terutama adalah babi hutan dan tikus yang termasuk sulit untuk
dikendalikan. Sedangkan hama penyakit dan serangga pada tanaman singkong
relatif sedikit dan dapat diatasi dengan sedikit pemakaian insektisida.
Pemakaian sumur
artesis ( bor ) juga dimaksudkan untuk mencegah residu pupuki kimia,
pestisida dan herbisida yang berasal dari lahan sawah dan pertanian yang
dewasa ini sangat boros dalam penggunaan pupuk dan pembasmi hama,
biasanya banyak teraliri melalui saluran irigasi
KESIMPULAN
Singkong layak dijadikan komoditas Agro Industri
Dalam
upaya penyediaan bahan baku untuk mengimbangi kebutuhan industri
pengolahan, usaha yang perlu diperhatikan terutama adalah peningkatan
produktivitas singkong dengan masukan teknologi budidaya yang tepat.
Peningkatan produksi tanaman ubi kayu dapat dilakukan dengan pengusahaan
secara perkebunan atau pengusahaan dalam skala besar dengan arah
pengembangan di lahan-lahan marjinal dan teknologi yang dapat
meningkatkan hasil per tanaman ubi kayu
Dengan teknik pengolahan yang sederhana dapat memenuhi kebutuhan dari hulu hingga hilir
Belum terpenuhinya kebutuhan pasar dan murahnya teknologi dalam
produksi berbahan baku singkong seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai
bidang usaha yang mampu menghidupi semua kalangan dari hulu hingga ke
hilir. Fleksibilitas dan beragamnya produk turunan juga memungkinkan
adanya persaingan yang sehat di kalangan petani dan produsen barang
berbahan dasar singkong.@JavaCassava
sumber: http://cassavaindonesia.webs.com/pengolahansingkong.htm
sumber: http://cassavaindonesia.webs.com/pengolahansingkong.htm